Awalnya pengin ngetwit di twitter (yaeyalah ngetwit di twitter,
masa’ di instagram) tentang pertandingan tottenham vs burnley, tiba-tiba terngiang-ngiang
dalam pikiran “kenapa sekarang kalo nonton bola selalu concern dengan strategi permainan dan menganalisanya
sedikit-sedikit”. Dan banyak cabang-cabang pikiran berlanjut ketimbang hanya sekadar
ingin menuliskan hasil dari sebuah pertandingan. Berhubung sudah masuk
pertengahan desember dan barusan juga siang tadi nonton youtube rewind Indonesia
2018 yang menurut saya bagus-bagus aja (lebih ke menghargai sebuah karya
ketimbang nyinyir karena saya pun tidak bisa membuat sesuatu yang bisa
disetarakan dengan video rewind tersebut). Kenapa malah bahas yutub rewind itu
-_-.
Kembali ke alasan tulisan ini dibuat karena kenapa tidak
membuat rewind diri sendiri selama 2018, setelah dipikir-pikir pun ada beberapa
hal yang layak untuk dituliskan dan dikenang dikemudian hari. Supaya gak lupa
apa saja yang mau diceritakan, saya tulis dulu poin-poin utama (supaya gak
lupa) kemudian baru diuraikan dan diikat menjadi satu cerita. Tapi tapi tapi. .
. . . malas kembali melanda dan jadinya dibiarkan saja poin utama tersebut
menjadi sub judul. Kalo mau diikat jadi satu cerita pun takut telompat-lompat
karena lupa yang mana duluan yang mana belakangan. Seperti yang mana duluan beli
hape atau kacamata, atau duluan mana cat kamar ato cat sekolah.
Kepala botak aka kepala berambut pendek tipis
Tahun baru 2018 diawali dengan niat pengin botak karena
gerah dengan rambut panjang atau agak panjang, ditambah dengan mudahnya benda
hitam mengkilap ini rontok. Sampai sekarang belum cocok dengan shampoo clear
anti rambut rontok, yang jelas tahun depan udah niat itu shampoo bakal gak
dibeli lagi (kalo gak kelupaan). Kepala
udah botak nih, teman-teman pada heran ngeliat kepala plontos ini. Dikira buang
sial karena sudah masuk tahun baru hahahahaha. Bicara tentang rambut, beberapa
hari sebelum tulisan ini dibuat ada keinginan untuk kembali memanjangkan
rambut. Kali ini dibarengi dengan janggut dan brewok, terinspirasi sama
dave grohl sih, keren gitu ngeliatnya. Kebayang juga gimana kalo janggut brewok
dipelihara/dipanjangin tapi kepala dibotakin, ya rada-rada ngikut tren
akhi-akhi yang hijrah gitu deh. Tapi ndak ah, saya ntar dikira begitu juga
(akhi-akhi hijrah itu). Kan janggut brewok gak mesti harus hijrah dulu.
Beli hape untuk nyokap
Ceritanya begini, emak itu
beberapa kali balik ke kampung halamannya (samarinda). Selama 2016-2018 ada lah
beberapa kali ke samrinda entah itu karena ada saudara yang meninggal atau ada
saudara yang menikah. Kemudian pulang-pulang ceritalah emak ini kalo cuma dia
aja ni yang gak ada whatsapp-nya. Iya emak gue kalo dihubungi cuma via telepon
atau sms aja, hapenya aja masih nokia n73. Semenjak itulah mau belikan emak ini
hape, emak ini maunya hape saya yang asus zenfone go. Bukannya gak mau kasih
mak, itu kan hapenya gak bagus, biasa aja, jelek. Mending emak sabar aja dulu
nanti saya belikan yang baru dan lebih bagus dari asus itu (dalam hatiku
begitulah ku berkata-kata). Suka sedih saya kalo emak sering tanya-tanya hape
asus ini, iya ditanyain terus “mana hape yosta yang kecil?”, “hapenya bagus ya?”,
atau “ajari mamah pake hapenya bah?” T_T iya mak iya, ngerti bah mamah mau
punya hape yang ada whatsapp-nya juga. Sabar ya mak. Hari itu pun tiba, harinya
ndak ingat, tanggal juga ndak ingat, eh tapi kayaknya itu pas malam takbiran
deh, soalnya saya waktu itu kayaknya udah gak ada tarawihan lagi jadi bisa
santai aja gitu belanjanya. Kalo gak salah ingat ya, oke abaikan saja. Pokoknya
sebelum beli hape tu saya juga kasih tau adek saya kalo mau belikan mamah hape
dan saya ajakin mau tambahin uang nggak, gak perlu banyak sebisanya aja gak
apa-apa toh kakakmu ini tabungannya masih banyak (waktu itu) sekalian tanya “bagusnya
beli hape apa ya?”. Dia bilang oppo aja, kan mamah suka poto-poto. Okelah,
oppo. Uangnya pun dia kasih juga. Hape yang saya belikan itu oppo a70, lupa eh
a70 ato a73. Yang harganya 2jt ato 2,1jt deh. Yah pokoknya hape sudah dibeli,
pulang kerumah juga ditanya “apa tu ta?” kujawablah kalo itu hape dan kutaruh
dimeja kecil depan tivi di ruang keluarga. Emak gue pun ternya berpikir kalo
hape itu untuk saya pake, dan hape asus nanti bakal dikasi ke dia. Ya ndak lah,
ndak layak asus itu untuk mamah pake. Meskipun terhitung hape murah, tapi hape
oppo itu layak untuk mamah pake daripada yang asus. Hihihihi begitulah
ceritanya
Kacamata baru
Ini masalah tiap tahun sih, belum pernah gitu 2 tahun baru
pake kacamata baru. Setahunan lewat
berapa bulan gitu paling lama. Kacamata pertama patah pas disamarinda, pokoknya
bagian shield-nya gitu udah jabuk. Jadi
pas gagangnya dilipat, disitu dia patah dari sambungannya. Kacamata yang kedua
juga sama masalahnya, meskipun terbuat dari bahan besi (logam gitu deh
pokoknya) tapi ya ternyata tetap bisa patah juga gitu di bagian shield juga. Sama, jabuk karena udah
termakan usia. Sebelumnya sih sempat terinjak atau tertindih atau terduduk ato
apa gitu tapi akrena terbuat dari logam tentu saja kuat dan tidak mudah patah. Dan
emang bagian sambungannya aja tuh yang ndak awet, karena terkena pengaruh cuaca
yang dipake kemana-mana dan kena terik matahari dan air hujan dan lain-lain. Sekalin
ganti kacamata, sekalian kir juga. Minus pun bertambah seiring semakin
giatnya melihat hape karena ketagihan game android -_-. Dan kacamata yang baru
dibeli itu pun termasuk mahal, bahannya plastik dibagian frame dan logam
dibagian gagang. Gagangnya bisa dilipat kearah yang berlawanan. Wah bagus nih,
awet nih kayaknya. Lumayan bisa hemat uang untuk hamper 2 tahun lah mungkin
kan. Belum habis 2018 guys, sudah dia patah. Kan bangke. Yang ini bagian shield
dan gagang bagus, frame-nya ayng gak kuat broooooo. Tiba-tiba aja dia tepatah
sendiri gitu. Tapi masih bisa diakali lah, kasi lem castol sama alteco kelar
urusan. Paling ndak bisa hemat sampe tahun depan lah. Eh sehari sebelum ini
ditulis dia patah lagi dibagian lain, kan KASAAAAARRRRR!!!!!! Lem alteco
bertindak lagi. Nantilah beli lagi yang baru yang murah aja -_- lagi hemat uang
soalnya.
Kurban
Bokap nanya “Yosta ada tabungannya kah?” tentu saja kujawab
ada, kalo di tau ndak ada habislah aku tuh. “nanti kurban ya?”, iyalah kujawab.
“3jt aja tu kurban kambingnya, nanti potong sendiri aja ato bawa kerumah potong
daging”. Iyakah kujawab (saya memang kurang cakap kalo berbicara dengan orang
tua, jawab seperlunya, maafkan aku anakmu pah mah T_T). “jadi kapan uangnya ta?”.
“iya nanti yosta kasih, belum ada ke ATM lagi”. Sampai berapa hari pun ndak
sempat singgah-singgah ke ATM. Tenang, uangnya tetap dikasih kok. Alhamdulillah perdana bisa berkurban,
semoga tahun depan juga bisa lagi. Dah ah segini aja, ndosah
panjang-panjang
Analis amatir piala dunia 2018 RRI
Bagian ini ditulis paling akhir, karena bisa jadi ini yang
paling panjang rangkumannya atau bisa juga karena ini bagian yang paling
menarik. Kalau mau dilewati dulu dan dibaca paling akhir juga gak apa-apa. Oke,
kita mulai ya. Sudah jelas donk waktunya yaitu selama perhelatan piala dunia
2018 yang berlangsung di Rusia. Saya termasuk dari 3 orang yang dipercaya untuk
menggunakan headphone dan berbicara didepan microphone sebuah lembaga BUMN yang
bergerak dibidang radio yaitu Radio Republik Indonesia. Dengan program ‘Pesta
Bola’nya mewajibkan seluruh stasiun RRI yang ada di seluruh Indonesia mengadakan
sebut saja nonton bareng, mereka gak mau pake nonton bareng karena tagline
mereka adalah pesta bola. Seorang teman (senior juga dulu dikampus) bekerja
disitu dan tentu saja tau kalau saya sebagai penggemar AC Milan dan sepakbola
tentunya mempunyai cukup informasi untuk bisa diajak duduk bersama di studio
dan berbicara banyak tentang sepak bola khususnya piala duia 2018. Sebelum gelaran
piala dunia (berikutnya disingkat PD aja) dimulai, bang bije nama senior saya
mengajak teman-teman milanisti untuk melakukan review pra-PD. Dari sekian
banyak teman-teman yang hadir dan berbicara disitu, saya terbilang orang yang
pandai berbicara dan mumpuni untuk bisa diajak besok-besok. “nanti Yosta pas PD datang lagi ya, nanti
sama-sama fadil sama biqi juga” kata pria tambun itu hahaha, sori bang. PD pun
berlangsung, yang saya lakukan ini adalah analisa sebelum dan sesudah
pertandingan. Program acaranya berlangsung dari jam 15.00-16.00 wita, yak sejam
kami terus mengoceh tentang sesuatu yang saya senangi yaitu sepakbola. Yang biasa
kami lakukan yaitu menganalisa pertandingan yang akan berlangsung, dari pemain
yang akan diturunkan, formasi yang akan digunakan, strategi pelatih akan
seperti apa, tentu saja bagian yang paling seru yaitu memprediksi hasil dari
pertandingan. Siapa yang bakal menang, berapa hasil akhirnya, siapa yang
mencetak gol, apakah suarez bakal menggigit pemain lawan lagi. Itu semua kami
bahas tuntas selama 30 menit karena 1 hari ada 3 pertandingan di babak
penyisihan grup. 30 menit berikutnya, kami membahas hasil dari
pertandingan yang sudah berjalan sebelumnya. Gimana hasil akhirnya, apakah sesuai dengan analisa-analisa yang sudah kami
ocehkan di hari kemarin. Sebagai referensi analisa kami, saya dan ternyata
teman-teman yang lain juga mempunyai referensi yang sama yaitu google yang
terhubung dengan website resmi fifa
yaitu fifa.com. disitulah data statistik serta berita terkini, tentang sejarah
pertemuan antar tim, data statistik dari para pemain, pelatih, bahkan wasit. Lengkap
deh pokoknya, meskipun websitenya berbahasa inggris, dan secara kebetulan juga salah
satu analis ini merupakan mahasiswa FKIP jurusan bahasa inggris, satunya
merupakan alumnus jurusan yang sama, satu lainnya dari jurusan sastra bahasa
indonesia, FYI penyiarnya merupakan alumnus jurusan bahasa inggris juga. Sedikit
banyak kami pun paham dengan info yang tersedia di website tersebut. Begitulah hari-hari
saya selama perhelatan PD yang bersamaan dengan bulan ramadhan, alhamdulillah
ada kegiatan menjelang berbuka. Saya diberitahukan jika pesta bola yang
diadakan di halaman gedung RRI bahwa banyak juga penonton yang hadir disitu
mendengar siaran kami, “biar sama kayak yang di radio mas, tebak-tebak skor
gitu” kata salah satu penonton dengan semangatnya. “oh ternyata memang
ada yang dengar juga ya” dalam hatiku berkata. Semenjak itu juga saya semakin
semangat untuk memberi analisa-analisa yang sebetulnya bisa ‘disalahgunakan’. Disalahgunakan
gimana yos? Disalahgunakan untuk judi bola gitu oleh pendengar, bisa jadi kan
meskipun itu ya urusannya mereka sih. Tentu memberi analisa tidak bisa
sembarangan, misalnya hasil dari pertandingan tidak serta merta mengatakan “wah
tim ini mainnya memang bagus, jadi wajar menang”, atau “tim ini banyak pemain
bintang, ya pasti menang lah”. Tidak bisa begitu donk bapak. Tentu hasil bagus
atau buruk itu bisa terjadi kenapa? Karena apa? Itulah kenapa saya harus
menonton setiap pertandingan yang ada, bahkan saya juga membuat catatan setiap
ada momen yang layak untuk dibicarakan. Jadi ketika berbicara tentang prediksi hasil pertandingan, saya punya
catatan penting yang ‘bisa’ saja mempengaruhi pertandingan. Dan hasilnya,
beberapa tebakan saya memang tepat. Tidak murni tepat karena, tebakan saya tim
ini menang, tapi pencetak golnya berbeda (nebak siapa yang cetak memang paling
mustahil). Yang paliing mudah ya siapa yang menang, berikutnya berapa skornya. Beberapa
prediksi saya juga bisa berlawan dengan narasumber lain, karena tentu saja saya
percaya diri dengan catatan saya apalagi didukung dengan fakta-fakta yang ada. Misalnya
saya memprediksi di final prancis bakal menang 3-1 lawan kroasia, ternyata
skornya lebih banyak yaitu 4-2. Narasumber lain pun tidak berani memberi skor
banyak seperti saya, penyiar pun mungkin juga terkaget tapi menyetujui dengan
prediksi saya dengan latar belakang skor dari piala dunia 1998. Sebelumnya juga
saya memprediksi bahwa kroasia yang maju ke final, dan betul saja kroasia
sukses menggulingkan tim inggris yang ‘beruntung’ bisa ke semifinal. PD
berakhir bang bije sih bilang rencananya nanti mau adain juga program serupa
dengan lingkup sepakbola liga eropa dll. Tapi sih sampai sekarang belum ada
kabar, ketika waktu itu tiba saya sih sudah semakin siap karena sekarang kalo
nonton bola gak cuma sekadar nonton aja. Tanpa sadar menganalisa jalannya
permainan secara alami gitu, mungkin dicurahkan ke twitter lebih banyaknya
analisa sedikit itu. Mungkin nanti bisa kali ya kalo gak malas dituliskan dan
dimuat di blog sini untuk pertandingan-pertandingan yang saya tonton. Kalo gak
malas loh ya.
Youtube
Diawali dengan membuat konten video reaksi di youtube,
bersyukur menjelang akhir bulan
kanal youtube japan art tarakan sekarang isinya gak hanya video reaksi
aja. Ada podcast, cover musik entah itu drum, gitar, atau vokal, review film,
dan lain-lain deh. Idenya dari mana? Dari video-video yang ada di youtube yang
kemudian terbesit “mending dibikinkan di JAT juga” atau dalam artian lain “bisa
nih disesuaikan sama tema JAT”.
Cat kamar
Cat kamar ini kayaknya sebelum puasa kali ya. Iya kali ngecat kamar, dibantu lah sama si panji. Dia
memang paling banyak ambil bagian, apalagi bagian atas dekat plapond. Dari yang
awalnya warna putih, diganti jadi warna hijau. Kenapa hijau? Untuk obat mata
juga, liat yang hijau-hijau gitu kayak tanaman hahaha. Bisa jadi green screen
juga wkwkwkwk.
Menggambar tembok kelas
Ini sih sebetulnya proyek nekat bin ujicoba. Faktanya adalah
pertama kali saya menggambar ditembok itu pas dibangku SMA, itupun cuma nulis
huruf yang sudah dibikinkan sketsanya sama teman dan ukurannya pun kecil aja. Gak
bisa dijadiin pengalaman yang bernilai tinggi deh. Dan saya juga beberapa kali
yang menyelesaikan konsep desain koreografi gambar untuk milanisti tarakan, iya
karena bisa dibuat pake aplikasi desain untuk PC. Yang kalo salah tinggal tekan
CTRL Z dan urusan kelar. Kemudian di
cat di kain, transisi perpindahan ke kain pun melalui media proyektor. Jadi ndak
mungkin salah donk, kecuali dari gambar aslinya yang salah. Entah kenapa saya
punya teman yang percaya benar dengan hasil desain/gambar saya, toh saya
sekarang berkecimpung di dunia desain digital, bukan seni desain manual (lukis
dll). Dan saya pun berpikir mumpung ada kesempatan, hajar saja dah kalo jelek
urusan belakang lah sudah, kalo gak dicoba besok-besok ya gak bakal bisa. Dia juga
bilang kalau ini proyek gak ada uangnya, yah gak masalah sih toh yang saya
incar ini buka uang tapi menguji kemampuan desain saya ini bisa gak
diaplikasikan ke tembok atau media apapun selain digital. Teman saya pun memang
beranggapan sama, “disini po kemampuan (meng)gambarmu diuji!” ujarnya. Tema yang
diminta yaitu menggambar pohon bambu, waduh boleh juga nih. Teman pun meminta
buat sketsanya dulu dikertas, ya saya buatlah sketsanya itu tapi agak telat sih
karena saya sambil-sambil urus berkas untuk tes CPNS. Saya buat dan saya
juga print contoh-contoh gambar pohon bambu untuk dijadikan referensi. Hari pertama
ke sekolah pun langsung ngerjain sketsanya sama sok-sok mikir pake cat warna
apa aja. Karena catnya dibiayai dari sekolah. Dengan sok-nya saya bilang hijau
muda aja sama kuning. Nanti catnya bisa dicampur aja untuk warna gradasinya. Tsahhh,
macam pro player broh. Bikin sketsa kasarnya sih gampang, dengan bermodal
nonton dari youtube dimulailah proses pewarnaan. “hijaunya dulu po, tindis aja
juga gambar pensilnya gak apa-apa tetap keliatan kok nanti” itulah yang
kukatakan kepada temanku seyakin-yakinnya. Dia lah yang menyelesaikan warna
dasar dari bamboo tersebut, saya ya meneruskan bikin sketsa kasarnya donk. Sembari
mengira-ngira selanjutnya bagaimana ya -_-. Lanjut berlanjut sampai hari jumat
dan itu merupakan hari terakhir waktu pengecatan yang telah diberikan oleh
pihak sekolah. Hasilnya, bisa dibilang cukup, lumayan, bagus untuk pemula
dimata orang awam, anak sekolah, guru-guru. Toh teman saya yang mengajar disitu
(teman yang dulu mebuat aib bersama-sama) juga mengatakan seperti itu hahaha. Jikalau
ada waktu lebih banyak, dengan berani saya katakana hasilnya bisa jauh lebih
baik. Itu sih kata-kata untuk menyemangati diri aja biar gak terlihat buruk
hahaha. Btw, itu ada uangnya juga loh. Bagi dual ah kami hasilnya, tapi 70:30
sih baginya…maaf ya kawan.
Tes cpns
Dulu sempat sesumbar PNS tu gak cocok deh sama saya, PNS tu
bukan gaya saya. Eh sekarang ikut tes CPNS. Masih dengan gengsinya, “ikut tes Cuma
coba-coba aja pengin tau soalnya gimana sih kenapa orang-orang itu susah
lulusnya”. Hikmahnya adalah bisa keluar tarakan dan melihat-lihat ibu kota
provinsi, itung-itung liburan keluar kota hahaha. Ternyata soalnya memang
membingungkan. Good job lah buat yang lulus. Saya gak lulus kok hahaha. Tahun depan
kalo ada lagi sih pengin ikut lagi.
Dan tulisan dibuat ketika tottenham spurs vs burnley city
berlangsung sampai habis (90 menit), dilanjut lagi dengan internazionale vs
udinese berlangsung sampai habis (90 menit), dan berakhir dengan dimulainya babak
kedua torino vs juventus (45 menit). Kurang lebih 3 setengah jam lebih untuk
menulis beberapa rangkuman penting yang teringat di tahun 2018. Sebetulnya ada
juga poin yang lain, tapi terlalu biasa untuk ditulis. Dah ah, capek.